Kali ini memang yang gue rasain adalah lagi down-downnya. Setelah tadi saat pelajaran teknik kamera gue meledak. Meledak dengan emosi 'konyol' jauh dari kontrol. Sial. Ya sangat sial.
Dikala gue memang ingin merubah sikap gue yang sering meledak-ledak akhir-akhir ini, gue ngerasa emang gue keterlaluan banget. Gue jadi ngebuat garing temen-temen gue, dan gue ngecewain rekan sekelompok gue. Sumpah, nggak ada maksud hati gue kayak gitu. Tapi apa mau dikata, nasi sudah menjadi bubur bung. Gue cuma bisa menyesal dan gagal lagi!
Tapi, dia ada untuk ngasih gue ketenangan, dengan memberikan tisu untuk menyeka emosi gue.
"Ma...Kamu kenapa?" Tanya dia sama gue saat waktu emang gue berkeringet menahan deras laju darah dan meningkatkan kesabaran agar tak lagi meledak-ledak.
Dia langsung ngasih tisu, dan rasanya tadi gue nggak tau lagi apa yang harus gue perbuat untuk nenangin diri gue sendiri. Tapi si penguin? Di ngehusap paha berbalut celana jeans dengan tulusnya supaya gue nggak terus dikuasai amarah 'goblok' gue.
Kali ini, sungguh, gue ngerasa goblok banget. Apa ini diri gue yang asli?
Atau ini hanya sekedar masa transisi gue supaya lebih baik lagi?
Gue ingin berubah ke arah yang lebih baik dan nggak mau dikuasai sama ego yang emang bisa bikin siapapun sakit hati!
Ya Allah apa ini sebuah pertanda bahwa hamba harus dituntut banyak bersabar dalam menghadapi apapun dan jangan mudah terpancing omongan yang seharusnya hamba acuhkan saja dari pada hamba timpa kembali?
Tapi sekali lagi gue patut berterimakasih kepada temen-temen, sahabat, dan orang-orang yang gue cinta karena bisa selalu ada buat gue. Gue pun masih bersyukur karena setiap gue menyapa masih selalu ditanggapi, saat gue butuh masukan mereka masih bisa memberikan arahan, dan yang paling penting disini adalah MEREKA YANG MASIH BISA NERIMA GUE APA ADANYA.
terimakasih YA ALLAH atas segalanya, hamba patut bersyukur untuk ini :)
Rabu, 12 Oktober 2011
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar